Salam Electrical Engineer, Pada
kali ini saya akan membahas mengenai berbagai macam IC (Integrated
Circuit). Penjelasan singkat IC (Integrated Circuit) adalah rangkaian
elektronik lengkap yang dimasukan dalam satu chip silicon. Di dalam satu buah
IC bisa berisi puluhan, ratusan, bahkan ribuan komponen elektronika seperti
transistor, resistor, dioda, kapasitor, dll dan di kemas menjadi satu, yang
bersama-sama sebagai pengantar listrik yang bekerjanya disesuaikan dengan fungsi
dari IC itu sendiri. Silahkan simak artikel ini, semoga bermanfaat.
IC (Integrated Circuit)
Pengertian IC (Integrated Circuit)
Integrated Circuit (IC) adalah suatu
komponen elektronik yang dibuat dari bahan semi conductor, dimana IC merupakan
gabungan dari beberapa komponen seperti Resistor, Kapasitor, Dioda dan
Transistor yang telah terintegrasi menjadi sebuah rangkaian berbentuk chip
kecil, IC digunakan untuk beberapa keperluan pembuatan peralatan elektronik
agar mudah dirangkai menjadi peralatan yang berukuran relatif kecil. Sebelum
adanya IC, hampir seluruh peralatan elektronik dibuat dari satuan-satuan
komponen (individual) yang dihubungkan satu sama lainnya menggunakan kawat atau
kabel, sehingga tampak mempunyai ukuran besar serta tidak praktis. Teknik
pembuatan IC sama dengan pembuatan transistor, karena IC memang perkembangan
dari transistor. IC dapat diklasifikasikan menurut apliksasinya, yaitu IC
digital dan IC analog. Di dalam IC digital terdapat rangkaian jenis saklar (on/
off), sedangkan IC analog berisi rangkaian jenis penguatan.
Jenis-jenis IC dari segi bentuk dan
fungsinya :
1. IC op-amp
Penguat operasional (Op-Amp) adalah
suatu blok penguat yang mempunyai dua masukan dan satu keluaran. Penguat
operasional (Op-Amp) dikemas dalam suatu rangkaian terpadu (integrated
circuit-IC). Salah satu tipe operasional amplifier (Op-Amp) yang populer adalah
LM741. IC LM741 merupakan operasional amplifier yang dikemas dalam bentuk dual
in-line package (DIP). Kemasan IC jenis DIP memiliki tanda bulatan atau strip
pada salah satu sudutnya untuk menandai arah pin atau kaki nomor 1 dari IC
tersebut. Penomoran IC dalam kemasan DIP adalah berlawanan arah jarum jam
dimulai dari pin yang terletak paling dekat dengan tanda bulat atau strip pada
kemasan DIP tersebut. IC LM741 memiliki kemasan DIP 8 pin seperti terlihat pada
gambar berikut.
Konfigurasi Pin IC Op-Amp 741
Pada IC ini terdapat dua pin input, dua
pin power supply, satu pin output, satu pin NC (No Connection), dan dua pin
offset null. Pin offset null memungkinkan kita untuk melakukan sedikit
pengaturan terhadap arus internal di dalam IC untuk memaksa tegangan output
menjadi nol ketika kedua input bernilai nol. IC LM741 berisi satu buah Op-Amp,
terdapat banyak tipe IC lain yang memiliki dua atau lebih Op-Amp dalam suatu
kemasan DIP. IC Op-Amp memiliki karakteristik yang sangat mirip dengan konsep
Op-Amp ideal pada analisis rangkaian. Pada kenyataannya IC Op-Amp terdapat
batasan-batasan penting yang perlu diperhatikan.
- Pertama, tegangan maksimum
power supply tidak boleh melebihi rating maksimum, karena akan merusak
IC.
- Kedua, tegangan output dari
IC op amp biasanya satu atau dua volt lebih kecil dari tegangan power
supply. Sebagai contoh, tegangan swing output dari suatu op amp dengan
tegangan supply 15 V adalah ±13V.
- Ketiga, arus output dari
sebagian besar op amp memiliki batas pada 30mA, yang berarti bahwa
resistansi beban yang ditambahkan pada output op amp harus cukup besar
sehingga pada tegangan output maksimum, arus output yang mengalir tidak
melebihi batas arus maksimum.
Pada sebuah peguat operasional (Op-Amp)
dikenal beberapa istilah yang sering dijumpai, diantaranya adalah :
- Tegangan ofset masukan
(input offset voltage) Vio menyatakan seberapa jauh v+ dan v terpisah
untuk mendapatkan keluaran 0 volt.
- Arus offset masukan (input
offset current) menyatakan kemungkinan seberapa berbeda kedua arus
masukan.
- Arus panjar masukan (input
bias current) memberi ukuran besarnya arus basis (masukan).
- Harga CMRR menjamin bahwa
output hanya tergantung pada (v+) – (v-), walaupun v+ dan v- masing-masing
berharga cukup tinggi.
Untuk menghindari keluaran yang
berosilasi, maka frekuensi harus dibatasi, unity gain frequency memberi
gambaran dari data tanggapan frekuensi. hal ini hanya berlaku untuk isyarat
yang kecil saja karena untuk isyarat yang besar penguat mempunyai keterbatasan
sehingga output maksimum hanya dihasilkan pada frekuensi yang relative rendah.
2. IC power adaptor (regulator)
Pada umumnya catu daya selalu dilengkapi
dengan regulator tegangan. Tujuan pemasangan regulator tegangan pada catu daya
adalah untuk menstabilkan tegangan keluaran apabila terjadi perubahan tegangan
masukan pada catu daya. Fungsi lain dari regulator tegangan adalah untuk
perlindungan dari terjadinya hubung singkat pada beban.
Salah satu metode agar dapat
menghasilkan tegangan output DC stabil adalah dengan menggunakan IC 78XX untuk
tegangan positif dan IC 79XX untuk tegangan negatif dalam sistem Regulator
Tegangan. Di bawah ini adalah besarnya tegangan output yang dapat dihasilkan IC
regulator 78XX dan 79XX dimana XX adalah angka yang menunjukan besar tegangan
output stabil.
- IC 7805 untuk menstabilkan
tegangan DC +5 Volt
- IC 7809 untuk menstabilkan
tegangan DC +9 Volt
- IC 7812 untuk menstabilkan
tegangan DC +12 Volt
- IC 7824 untuk menstabilkan
tegangan DC +24 Volt
- IC 7905 untuk menstabilkan
tegangan DC -5 Volt
- IC 7909 untuk menstabilkan
tegangan DC -9 Volt
- IC 7912 untuk menstabilkan
tegangan DC -12 Volt
- IC 7924 untuk menstabilkan
tegangan DC -24 Volt
IC regulator tersebut akan bekerja
sebagai regulator tegangan DC yang stabil jika tegangan
input di atas sama dengan atau lebih dari MIV (Minimum Input Voltage),
sedangkan arus maksimum beban output yang diperbolehkan harus kurang dari atau
sama dengan MC (Maximum Current) sesuai karakteristik masing-masing.
Type IC
|
Regulation Voltage
|
Maximum Current
|
Minimum Input Voltage
|
|||
78L05
|
+5V
|
0.1A
|
+7V
|
|||
78L12
|
+12V
|
0.1A
|
+14.5V
|
|||
78L15
|
+15V
|
0.1A
|
+17.5V
|
|||
78M05
|
+5V
|
0.5A
|
+7V
|
|||
78M12
|
+12V
|
0.5A
|
+14.5V
|
|||
78M15
|
+15V
|
0.5A
|
+17.5V
|
|||
7805
|
+5V
|
1A
|
+7V
|
|||
7806
|
+6V
|
1A
|
+8V
|
|||
7808
|
+8V
|
1A
|
+10.5V
|
|||
7812
|
+12V
|
1A
|
+14.5V
|
|||
7815
|
+15V
|
1A
|
+17.5V
|
|||
7824
|
+24V
|
1A
|
+26V
|
|||
78S05
|
+5V
|
2A
|
+8V
|
|||
78S09
|
+9V
|
2A
|
+12V
|
|||
78S12
|
+12V
|
2A
|
+15V
|
|||
78S15
|
+15V
|
2A
|
+18V
|
Angka xx pada bagian terakhir penulisan
tipe regulator 78xx merupakan besarnya tegangan output dari regulator tersebut.
Kemudian huruh L, M merupakan besarnya arus maksimum yang dapat dialirkan pada
terminal output regulator tegangan positif tersebut. Untuk penulisan tanpa
huruf L ataupun M (78(L/M)xx) pada regulator tegangan positif 78xx maka arus
maksimal yang dapat dialirkan pada terminal outputnya adalah 1 ampere.
Karakteristik dan tipe-tipe kemampuan arus maksimal output dari regulator
tegangan positif 78xx dapat dilihat pada tabel diatas. Kode huruf pada bagian
depan penulisan tipe regulator 78xx merupakan kode produsen (AN78xx, LM78xx,
MC78xx) regulator tegangan positif 78xx.
Berikut adalah skema elektronik Regulator
Tegangan menggunakan IC 78XX dan IC 79XX.
Cara kerja rangkaian
Tegangan input AC dari PLN 220-240V
diturunkan dengan Trafo Step-down sesuai kebutuhan. Apabila keperluan output
adalah 5 Volt DC maka tegangan AC tadi cukup diturunkan menjadi 9V atau 12V.
Tegangan AC tersebut disearahkan dengan 4 buah Dioda (Dioda Bridge) kemudian
difilter oleh Condensator C1
dan C2.
Tegangan yang telah difilter (disaring)
masih belum stabil dan belum menghasilkan 5Volt. Di sinilah IC regulator 7805
dan 7905 dipasang untuk menurunkan dan menstabilkan tegangan menjadi 5 Volt.
Condensator C3, C4, C5, dan C6 dipasang sebagai penghilang noise (ripple AC
yang masih terbawa) sekaligus sebagai filter tambahan. Kombinasi Resistor R1-L1
dan R2-L2 adalah sebagai indikator output.
3. IC silinder
Bentuk IC jenis ini adalah silinder dan
banyak digunakan pada rangkaian penguat pesawat CB (Citizen Band) atau HT (Held
Tranceived). IC jenis ini mempunyai tingkat ketahanan dan keawetan lebih lama
dari pada jenis IC penguat yang lain.
4. IC timer 555
IC NE555 yang mempunyai 8 pin (kaki) ini
merupakan salah satu komponen elektronika yang cukup terkenal,
sederhana, dan serba guna dengan ukurannya yang kurang dari 1/2 cm3 (sentimeter
kubik). Pada dasarnya aplikasi utama IC NE555 ini digunakan
sebagai timer (Pewaktu) dengan operasi
rangkaian monostable dan Pulse Generator (Pembangkit Pulsa)
dengan operasi rangkaian astable. Selain itu, dapat juga digunakan
sebagai Time Delay Generator dan Sequential Timing.
Dilihat dari perusahaan pembuatnya, IC NE555 merupakan pabrikan dari Philips dan Texas Instrument. Sebenarnya banyak perusahaan yang membuat IC yang serupa dengan NE555 ini. Masing-masing perusahaan mengeluarkan dengan desain dan teknologi yang berbeda-beda. Misalnya, National Semiconductor membuat dan menyebutnya dengan nama LM555, Motorola / ON-Semi mendesainnya dengan transistor CMOS sehingga komsusi powernya cukup kecil dan menamakannya MC1455. Maxim membuat versi CMOS-nya dengan nama M7555. Walaupun namanya berbeda-beda, tetapi fungsi dan diagramnya saling kompatibel (fungsi dan posisi pinnya) antara yang satu dengan yang lainnya.
Walaupun kompatibel satu sama lain, tetap saja ada beberapa karakteristik spesifik yang berbeda seperti konsumsi daya, frekuensi maksimum dan lain sebagainya. Kesemuanya itu, lebih jelasnya di sajikan pada datasheet masing-masing pabrikan.
Praktisnya, fungsi dan aplikasi IC NE555 ini banyak sekali digunakan diantaranya sebagai pengatur alarm, sebagai penggerak motor DC, bisa digabungkan dengan IC TTL (Transistor-transistor Logic) dan sebagai input jam digital untuk “keperluan yang diinginkan” (kalau hanya untuk jam digital biasa, sudah banyak IC yang bisa langsung digunakan), bisa juga dimanfaatkan dalam rangkaian saklar sentuh, dan jika digabungkan dengan infra merah ataupun ultrasonic, NE555 ini bisa dijadikan sebagai pemancar atau remote control.
Apalagi jika digabungkan dengan teknik modulasi dan beberapa komponen elektronika yang mendukung, bisa dihasilkan remote control multi channel yang bisa mengontrol beberapa perangkat elektronik lain dalam satu remote (memang jangkauan jaraknya tidak terlalu jauh, paling sekitar 10m – 20m. Beda dengan yang menggunakan frekuensi radio).
Untuk keperluan praktis dalam membuat sebuah rangkaian dengan IC ini, yang perlu diketahui adalah posisi dan fungsi masing-masing kakinya saja, yang dapat dilihat seperti berikut:
Gambar 1: 8 PIN IC NE555
Fungsi Masing-masing PIN (Kaki) IC NE555
PIN
ke:
|
KETERANGAN
|
1
|
Ground
(0V), adalah pin input dari sumber tegangan DC paling negative
|
2
|
Trigger,
input negative dari lower komparator (komparator B) yang menjaga osilasi
tegangan terendah kapasitor pada 1/3 Vcc dan mengatur RS flip-flop
|
3
|
Output,
pin keluaran dari IC 555.
|
4
|
Reset,
adalah pin yang berfungsi untuk me reset latch didalam IC yang akan
berpengaruh untuk me-reset kerja IC. Pin ini tersambung ke suatu gate
(gerbang) transistor bertipe PNP, jadi transistor akan aktif jika diberi
logika low. Biasanya pin ini langsung dihubungkan ke Vcc agar tidak terjadi
reset
|
5
|
Control
voltage, pin ini berfungsi untuk mengatur kestabilan tegangan referensi input
negative (komparator A). pin ini bisa dibiarkan tergantung (diabaikan),
tetapi untuk menjamin kestabilan referensi komparator A, biasanya dihubungkan
dengan kapasitor berorde sekitar 10 nF ke pin ground
|
6
|
Threshold,
pin ini terhubung ke input positif (komparator A) yang akan me-reset RS
flip-flop ketika tegangan pada pin ini mulai melebihi 2/3 Vcc
|
7
|
Discharge,
pin ini terhubung ke open collector transistor internal (Tr) yang emitternya
terhubung ke ground. Switching transistor ini berfungsi untuk meng-clamp node
yang sesuai ke ground pada timing tertentu
|
8
|
Vcc,
pin ini untuk menerima supply DC voltage. Biasanya akan bekerja optimal jika
diberi 5V s/d 15V. Supply arusnya dapat dilihat di datasheet, yaitu sekitar
10mA s/d 15mA.
|
Sedangkan untuk mengetahui cara kerja dan detail struktur fisik IC NE555 ini bisa dilihat dari rangkaian/komponen internalnya.
Gambar 2: Komponen Internal IC NE555
Pada diagram blok di atas, internal IC NE555 yang kecil ini terdiri dari: 2 buah komparator (Pembanding tegangan), 3 buah Resistor sebagai pembagi tengangan, 2 buah Transistor (dalam praktek dan analisis kerjanya, transistor yang terhubung pada pin 4 biasanya langsung dihubungkan ke Vcc), 1 buah Flip-flop S-R yang akan mengatur output pada keadaan logika tertentu, dan 1 buah inverter.
Tabel 1: Aplikasi dasar IC Timer NE555
Dengan melihat Gambar 2 dan Tabel 1, secara umum cara kerja internal IC ini dapat dijelaskan bahwa, ketika pin 4 sebagai reset diberi tegangan 0V atau logika low (0), maka ouput pada pin 3 pasti akan berlogika low juga. Hanya ketika pin 4 (reset) yang diberi sinyal atau logika high (1), maka output NE555 ini akan berubah sesuai dengan tegangan threshold (pin 6) dan tegangan trigger (pin 2) yang diberikan.
Ketika tegangan threshold pada pin 6 melebihi 2/3 dari supply voltage (Vcc) dan logika output pada pin 3 berlogika high (1), maka transistor internal (Tr) akan turn-on sehingga akan menurunkan tegangan threshold menjadi kurang dari 1/3 dari supply voltage. Selama interval waktu ini, output pada pin 3 akan berlogika low (0).
Setelah itu, ketika sinyal input atau trigger pada pin 2 yang berlogika low (0) mulai berubah dan mencapai 1/3 dari Vcc, maka transistor internal (Tr) akan turn-off. Switching transistor yang turn-off ini akan menaikkan tegangan threshod sehingga output IC NE555 ini yang semula berlogika low (0) akan kembali berlogika high (1).
Sebetulnya cara kerja dasar IC NE555 merupakan full kombinasi dan tidak terlepas dari semua komponen internalnya yang terdiri dari 3 buah resistor, 2 buah komparator, 2 buah transistor, 1 buah flip-flop dan 1 buah inverter, yang kesemuanya itu akan di bahas pada kesempatan lain. Sekaligus dengan rangkaian/komponen external yang mendukungnya
.
5. IC Digital
Dalam IC digital, suatu titik elektronis
yang berupa seutas kabel atau kaki IC, akan mewujudkan salah satu dari dua
keadaan logika, yaitu logika '0' (nol, rendah) atau logika '1' (satu, tinggi).
Suatu titik elektronis mewakili satu 'binary digit' atau biasa disingkat dengan
sebutan 'bit'. Binary berarti sistem bilangan 'dua-an', yakni bilangan yang
hanya mengenal dua angka, 0 dan 1. IC digital dibedakan menjadi dua yaitu :
A. IC TTL (Transistor-Transistor Logic)
A. IC TTL (Transistor-Transistor Logic)
Pada suatu lingkungan IC TTL logika '0' direpresentasikan dengan tegangan 0 sampai 0,7 Volt arus searah (DC, Direct Current), sedangkan logika '1' diwakili oleh tegangan DC setinggi 3,5 sampai 5 Volt.
1.1 Microprocessor
Microprocessor adalah alat pemroses data yang merupakan pengembangan dari teknologi pembuatan Integrated Circuit (IC), Ada beberapa peristilahan yang dipakai untuk menunjukan tingkat kepadatan (density) dari suatu chip IC, yaitu Small Scale Integration (SSImengemas beberapa puluh transistor), Medium Scale Integration (MSI-mengemas sampai beberapa ratus transistor), dan sekarang yang sedang berkembang adalah Very Large Scale Integration (VLSImengemas puluhan ribu sampai jutaan transistor).
Ultra-Large Scale Integration (ULSI) meningkatkan jumlah tersebut menjadi jutaan. Kemampuan untuk memasang sedemikian banyak komponen dalam suatu keping yang berukurang setengah keping uang logam mendorong turunnya harga dan ukuran komputer. Hal tersebut juga meningkatkan daya kerja, efisiensi dan keterandalan komputer. Chip Intel 4004 yang dibuat pada tahun 1971 membawa kemajuan pada IC dengan meletakkan seluruh komponen dari sebuah komputer (central processing unit, memori, dan kendali input/output) dalam sebuah chip yang sangat kecil. Sebelumnya, IC dibuat untuk mengerjakan suatu tugas tertentu yang spesifik.
Sekarang, sebuah mikroprosesor dapat diproduksi dan kemudian diprogram untuk memenuhi seluruh kebutuhan yang diinginkan. Tidak lama kemudian, setiap perangkat rumah tangga seperti microwave oven, televisi, dan mobil dengan electronic fuel injection dilengkapi dengan mikroprosesor. Contoh tentang teknologi ULSI, misalnya microprocessor jenis 8086 mengandung 40.000 buah transistor, 80286 terdiri dari 150.000 transistor, 80386 memuat 250.000 transistor, 80486 mempunyai 1,2 juta transistor, 80586 (Pentium) 3 juta buah transistor lebih sedangkan Intel Core 2 Duo mempunyai 271 juta transistor dan Intel Quad Core 2 Extreme yang terdiri dari empat inti prosesor. Pengembangan lebih lanjut microprocessor 80 inti. Silahkan hitung sendiri kandungan transistornya dan itu akan berkembang secara terus menerus.
1.2 Permasalahan Pada IC TTL
Apabila terjadi permasalahan pada IC jenis TTL maka sebaiknya dilakukan hal-hal sebagai berikut :
- IC logika biasanya
dikendalikan oleh suatu detak (Clock) dari sumber detak (Oscilator).
Periksa bagian-bagian pembangkit detak, misalnya IC NE 555. Untuk
memeriksa keluaran detak dari NE 555, periksa pin 3 dari IC NE 555,
sudah menghasailkan detak berupa pulsa atau belum.
- Periksa jangan sampai ada
kaki (pin) yang dalam keadaan mengambang. Kaki masukan yang tidak
terhubung kemana-mana akan dianggap berlogika '1' oleh chip IC TTL.
2B. IC CMOS (Complementary Metal Oxyde Semiconductor)
Mempunyai salah satu ciri dengan tegangan input lebih fleksibel yaitu antara 3,5 Volt sampai 15 Volt akan tetapi, tegangan input yang melebihi 12 Volt akan memboroskan daya. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menghindari kerusakan pada IC CMOS sebelum dipasangkan kedalam rangkaian. Hal ini perlu dilakukan karena walaupun dari pabrik telah diberi proteksi berupa dioda dan resistor dijalan masuknya namun usaha ini belum menjamin seratus prosen. Tindakantindakan untuk menyelamatkan IC jenis CMOS.
- IC CMOS harus selalu disediakan
dengan kaki-kakinya ditanam dalam foil plastik menghantar, bukan pada busa
atau polistrin yang dikembangkan atau dalam bahan pembawa dari aluminium.
IC CMOS tidak boleh dikeluarkan dari dalam kemasannya sampai ia sudah siap
untuk dipasangkan pada rangkaian.
- Berhati-hati
untuk tidak menyentuh pin-pin (kaki) IC CMOS sebelum dipasangkan pada
rangkaian karena elektrostatik dari tangan manusia dapat merubah dan
menambah muatan oksidasi.
- IC CMOS harus merupakan
komponen terakhir yang dipasangkan pada papan rangkaian. Jangan
dimasukan atau ditanggalkan sementara tegangan catu daya disambungkan.
- Gunakan pemegang atau soket
IC yang vsesuai untuk menjaga kestabilan oksidasi dan muatan dalam IC
CMOS.
Kalau IC CMOS perlu dipasangkan pada papan rangkaian dengan langsung disolder maka pakailah besi solder yang sangat kecil bocorannya serta solder harus dibumikan. Meskipun IC CMOS tidak memiliki kekebalan sebagaimana IC jenis lainnya. Masa genting dan mengkhawatirkan hanyalah ketika melepas IC CMOS dari busa foil plastik pelindungnya dan ketika memasangkannya ke dalam rangkaian. Setelah kedua pekerjaan itu terlampaui semua akan berjalan biasa-biasa saja.
- Pada papan rangkaian IC CMOS
kaki-kaki yang tidak dipergunakan harus tetap diberi kondisi tertentu,
seperti '0' atau '1', tetapi tidak boleh dibiarkan tidak
terhubung. Apabila dibiarkan tidak terhubung, biasanya
IC
CMOS akan cepat rusak.
IC merupakan salah satu komponen elektronik yang mudah rusak karena panas, baik panas pada saat disolder maupun pada saat IC bekerja. Untuk menghindari kerusakan IC karena panas pada saat disolder maka perlu dipasang soket IC, sehingga yang terkena panas kaki soketnya. Sedangkan untuk menghindari kerusakan IC karena panas pada saat IC bekerja, maka pada IC perlu dipasang (ditempelkan) plat pendingin dari aluminium atau tembaga yang biasanya disebut heatsink.
IC merupakan salah satu komponen elektronik yang mudah rusak karena panas, baik panas pada saat disolder maupun pada saat IC bekerja. Untuk menghindari kerusakan IC karena panas pada saat disolder maka perlu dipasang soket IC, sehingga yang terkena panas kaki soketnya. Sedangkan untuk menghindari kerusakan IC karena panas pada saat IC bekerja, maka pada IC perlu dipasang (ditempelkan) plat pendingin dari aluminium atau tembaga yang biasanya disebut heatsink.
0 comments:
Post a Comment